RUANG OTOMOTIF


Jumat, 12 Juni 2020

Cukup 6 Menit !!!!! Memahami Diagram Pengapian Mesin 4 Tak 3 Silinder

Cukup 6 Menit !!!!! Memahami Diagram Pengapian Mesin 4 Tak 3 Silinder

Kamis, 11 Juni 2020

Bingung Kenapa Shock Kendaraan Anda Cepat Rusak? Cari Tahu Penyebab Kerusakan Shock Absorber

Bingung Kenapa Shock Kendaraan Anda Cepat Rusak? Cari Tahu Penyebab Kerusakan Shock Absorber

https://otomotifpark.blogspot.com/ - Bingung Kenapa Shock Kendaraan Anda Cepat Rusak? Cari Tahu Penyebab Kerusakan Shock Absorber - Shock absorber merupakan salah satu bagian dari sistem suspensi kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil. Didalam suspensi terdapat pegas yang berfungsi untuk menyerap kejutan dan getaran agar tidak diteruskan ke body kendaraan. Apabila suspensi kendaraan hanya terdapat pegas saja tanpa shock absorber, maka kendaraan akan bergerak naik turun dalam waktu yang lama, sehingga bukannya kenikmatan yang didapat tetapi ketidaknyamanan.
Untuk meredam atau melawan oskilasi (gerak naik turun) yang disebabkan oleh pegas saat menyerap kejutan dari jalan dipasanglah shock absorber didalam suspensi kendaraan. Gerakan oskilasi naik turun yang terjadi pada ban direduksi dan diubah menjadi energy panas di dalam shock absorber. Hal ini mengakibatkan getaran-getaran akibat gerakan naik turun pada jalan yang tidak rata bisa diredam.

Konstruksi

Umumnya, shock absorber dipasang diantara rangka (chasis) dengan poros roda. Berbentuk tabung yang diisi dengan oli hidrolik ataupun gas dan terhubung dengan sebuah poros silinder. Oli hidrolik ataupun gas inilah yang akan meredam efek bantingan dari roda ke bodi kendaraan.
Gambar 1. Konstruksi suspensi
Tanpa Peredam Getaran
Gerakan oksilasi mobil pada saat berjalan seperti gelombang dan relatif membutuhkan waktu yang lama untuk berhenti. Sehingga membuat pengemudi dan penumpang merasa tidak nyaman dan tidak aman pula.
Gambar 2. Grafik gerakan oksilasi tanpa peredam
Dengan Peredam Getaran
Dengan peredam getaran atau shock absorber terlihat bahwa gerakan oskilasi mobil tersebut relatif cepat berhenti dan gerakan oksilasi itu maksimal 1,5 kali kemudian berhenti. Dengan demikian akan membuat penumpang maupun pengemudi merasa nyaman dan aman.
Gambar 3. Grafik gerakan oksilasi dengan peredam

Bagaimana Cara Kerja Shock Absorber?

Didalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak shock absorber. Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh adanya aliran minyak melalui orifice ( lubang kecil ) pada waktu piston bergerak.
Gambar 4. Prinsip kerja shock absorber
  • Pada saat kompresi / turun, maka piston bergerak turun dan katup tarik terbuka sehingga minyak dapat mengalir dengan lancar, sehingga tidak terjadi peredaman.
  • Pada saat ekspansi / naik, maka piston juga bergerak naik dan katup tarik tertutup, katup tekan membuka. Sehingga minyak akan melalui orifice (lubang kecil) pada katup tekan, pada saat inilah terjadi peredaman oskilasi yang diakibatkan oleh pegas.

Tipe-Tipe Shock Absorber

Shock Absorber dibedakan berdasarkan beberapa aspek

Menurut Cara Kerjanya

1). Shock absorber kerja tunggal (single action)
Efek meredam hanya terjadi pada waktu shock absorber berekspansi, sebaliknya pada saat kompresi tidak terjadi efek meredam. Jenis single action lebih menguntungkan pada pemakaian di jalan yang kasar, karena tidak memberikan tahanan dan tidak ada guncangan yang diteruskan ke body pada saat kendaraan mengayun (bound).

Gambar 5. Shock absorber kerja tunggal
2). Shock absorber kerja ganda (multiple action)
Jenis double action memberikan gaya redam pada saat memanjang dan memendek, artinya ia memberikan efek peredaman di dua kondisi yaitu saat ekspansi dan saat kompresi.
Gambar 6. Shock absorber kerja ganda

Menurut Konstruksinya

1). Shock absorber tipe twin tube
Jenis twin tube hanya memiliki dua tabung yang digunakan sebagai media kerja peredaman shock, tabung pertama berfungsi sebagai working chamber, sedangkan tabung kedua berfungsi sebagai reservoir chamber.
Gambar 7. Shock absorber tipe twin tube
2). Shock absorber tipe mono-tube
Jenis mono tube hanya memiliki satu tabung saja yang digunakan sebagai media kerja peredaman shock.
Gambar 8. Shock absorber tipe mono tube

Menurut Medium Kerjanya

1). Shock absorber tipe hidraulis
Shock absorber jenis ini menggunakan oli hidrolik sebagai medium kerjanya, oli ini lebih dikenal sebagai minyak shock breaker.

2). Shock absorbe berisi gas
Shock absorber jenis ini menggunakan gas sebagai medium kerjanya, umumnya menggunakan gas nitrogen.


Lalu Apa Saja Penyebab Kerusakan Shock Absorber?


  • Benturan yang keras dapat menyebabkan shock absorber pecah dan menyebabkan kebocoran, sehingga shock absorber tidak bisa mengontrol gerakan menekan dan mengulur pada saat mengemudi di jalan yang berkerikil atau ketika mobil ke lubang dan parit. Hasilnya, pegas akan memanjang dan memendek ke jarak kompresi maksimal, yang menyebabkan gesekan di antara komponen.
  • Ketika mobil sulit dikendalikan, itu berarti shock absorber sudah kehilangan kontrol pegasnya. Hal ini menyebabkan bagian suspensi memantul dan membuat roda terangkat, sehingga hilang kontak dengan permukaan jalan, terutama saat menikung. Rusaknya salah satu shock absorber dapat mempengaruhi keseimbangan kendaraan, sehingga mobil tidak aman dikemudikan
  • Kondisi ban yang aus secara tidak wajar adalah gejala lain yang menunjukkan adanya kelainan pada shock absorber, terutama ketika ban aus tidak merata dan terlihat tidak rata di semua bagian
  • Rusaknya coil pegas: Shock absorber rusak yang terus dipaksakan akan menyebabkan seluruh sistem suspensi memburuk, terutama coil pegas, karena shock  absorber tidak akan bisa mengontrol atau melindungi pergerakan pegas yang tidak beraturan.
  • Upper mounting tidak terpasang dengan baik, pemasangan upper mounting yang tidak pas dapat menjadikan shock absorber menjadi bekerja melebihi beban normal yang seharusnya, sehingga berkemungkinan menjadi cepat rusak.
  • Kotoran yang menempel pada shock absorber. Pasalnya kotoran yang menempel pada bagian tiang shock absorber ini bisa menyebabkan seal karet menjadi sobek dan menjadikan oli bocor melalui sela karet yang sobek tersebut.
  • Muatan mobil yang selalu melebihi batas anjuran, serta jalan yang dilalui merupakan jalan rusak. Akibatnya mengharuskan mobil bekerja keras untuk bisa melewati medan tersebut.

Demikian informasi tentang Penyebab Kerusakan Shock Absorber yang bisa https://otomotifpark.blogspot.com/ berikan. Jika informasi ini bermanfaat, silahkan share dan berikan komentar yang membangun. Jika ingin mengetahui informasi lainnya dari https://otomotifpark.blogspot.com/ silahkan ikuti/follow kami. Terima Kasih


Rabu, 10 Juni 2020

Bagaimanakah Prinsip Kerja Dari Sistem Pengapian Konvensional?

Bagaimanakah Prinsip Kerja Dari Sistem Pengapian Konvensional?

https://otomotifpark.blogspot.com/ - Bagaimanakah Prinsip Kerja Dari Sistem Pengapian Konvensional? - System pengapian merupakan salah satu unit penting dalam kendaraan. Tujuan dari system pengapian adalah menyediakan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi sehingga menghasilkan percikan bunga api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar mesin.
Gambar 1. Komponen sistem pengapian konvensional

Bagaimana Sistem Pengapian Konvensional Bekerja?

Pada saat mesin/motor hidup, poros engkol dan poros cam distributor berputar yang mengakibatkan cam distributor tidak menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus menutup dan selanjutnya cam distributor menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus membuka. Peristiwa tersebut akan berulang-ulang selama mesin/motor hidup.

Saat Kunci Kontak On dan Kontak Pemutus (platina) Menutup

Saat kunci kontak (ON) dan kontak pemutus menutup (cam distributor tidak menekan tumit ebonit kontak pemutus), maka terjadi rangkaian tertutup pada rangkaian primer coil, sehingga arus akan mengalir dari:
positif baterai – kunci kontak – kumparan primer koil – kontak pemutus – massa – ke negatif baterai dan seterusnya
Gambar 2. Saat kunci kontak ON celah platina menutup
Dengan mengalirnya arus primer, maka terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil (yang sebelumnya tidak ada medan magnet). Akibat perubahan medan magnet tersebut (dari tidak ada menjadi ada magnet), maka terjadi tegangan induksi diri pada rangkaian primer dan tegangan induksi pada rangkaian sekunder. Oleh karena tegangan induksi pada rangkaian sekunder rendah, maka tidak terjadi loncatan bunga api pada busi.

Saat Kunci Kontak On dan Kontak Pemutus (platina) Membuka

Kunci kontak masih tetap On, mesin/motor tetap berputar, dan demikian juga cam distributor berputar, selanjutnya cam menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus membuka. Dengan membukanya kontak pemutus, maka aliran arus primer terputus (dari kondisi sebelumnya arus mengalir/kontak pemutus menutup), sehingga terjadi perubahan medan magnet atau medan magnet jatuh karena adanya perubahan dari ada magnet (saat kontak pemutus tertutup) menjadi tidak ada magnet (saat kontak pemutus terbuka). Dengan terjadinya perubahan medan magnet yang cepat dan sesaat pada koil tersebut, maka akan timbul tegangan induksi diri sesaat pada rangkaian primer sekitar 400 Volt dan timbul tegangan induksi yang tinggi sesaat pada rangkaian
sekunder sekitar 5.000 s/d 25.000 Volt. Teganagn induksi diri pada rangkaian primer akan terserap oleh kondensator dan tegangan induksi yang tinggi pada sirkuit sekunder akan menghasilkan loncatan bunga api di antara elektroda busi. Jadi loncatan bunga api listrik sesaat pada celah elektroda busi terjadi saat kontak pemutus (platina) mulai membuka.
Gambar 3. Saat kunci kontak ON celah platina membuka


Demikian informasi tentang Bagaimana Prinsip Kerja Dari Sistem Pengapian Konvensional (Platina) yang bisa https://otomotifpark.blogspot.com/ berikan. Jika informasi ini bermanfaat, silahkan share dan berikan komentar yang membangun. Jika ingin mengetahui informasi lainnya dari https://otomotifpark.blogspot.com/ silahkan ikuti/follow kami. Terima Kasih
Bagaimanakah Sistem Power Window Bekerja? Mari Kita Bahas Bersama

Bagaimanakah Sistem Power Window Bekerja? Mari Kita Bahas Bersama

https://otomotifpark.blogspot.com/ - Bagaimanakah Sistem Power Window Bekerja? Mari Kita Bahas Bersama - Dalam kendaraan terdapat berbagai sistem yang digunakan untuk menambah kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara. Sistem tersebut salah satunya adalah sistem power window. Sistem power window berfungsi untuk membuka dan menutup kaca menggunakan saklar. Pembukaan dan penutupan saklar ini bisa dilakukan menggunakan saklar yang ada di salah satu pintu atau setiap pintu.

Jika kembali ke beberapa mobil jaman dulu tentunya sistem power window belum dapat ditemukan. Mobil jaman dulu kebanyakan masih menggunakan manual yaitu dengan tuas putar yang ada pada setiap pintu kendaraan. Sistem power window tentunya sangat membantu dan mempermudah dalam proses pembukaan dan penutupan kaca mobil. Namun tahukah kalian komponen sistem power window dan fungsinya? Lalu bagaimana kelistrikan sistem power window dan cara kerjanya? Berikut komponen sistem power window dan fungsinya serta rangkaian kelistrikan sistem power window dan cara kerjanya.

A. Fungsi Sistem Power Window

Sudah disebutkan sebelumnya bahwasanya sistem power window berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan kaca mobil secara otomatis melalui saklar yang tersedia pada salah satu pintu atau semua pintunya. Penaikkan dan penurunan kaca mobil ini dilakukan mulai dari 0 sampai penuh. Tentunya sistem power window ini sangat mempermudah daripada mekanisme sebelumnya yang masih dilakukan secara manual dengan memutar tuas.

B. Jenis-Jenis Sistem Power Window

1. Sistem Power Window Dengan Mekanisme Kabel
Gambar 1. Sistem power window dengan mekanisme kabel
2. Sistem Power Window Dengan Regulator
Gambar 2. Sistem power window dengan regulator

Komponen Sistem Power Window

Dalam sistem power window tentunya terdapat berbagai komponen yang memiliki tugas atau fungsi yang berbeda-beda. Berikut komponen sistem power window dan fungsinya:
1. Baterai 
Berfungsi sebagai suplai arus listrik ke berbagai komponen pada sistem power window yang membutuhkan. Aliran arus listrik ini dikontrol oleh saklar power window.
2. Kabel Penghubung 
Merupakan komponen pada sistem power window yang berfungsi untuk menghubungkan komponen satu dengan komponen lain pada sistem power window yang membutuhkan arus listrik.
3. Fuse 
Merupakan komponen pada setiap rangkaian kelistrikan termasuk sistem power window yang berfungsi untuk mengamankan rangkaian kelistrikan dari konsleting listrik dan beban berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan.
4. Kunci Kontak 
Merupakan komponen pada sistem power window yang berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubungkan arus listrik dari baterai ke rangkaian sistem power window.
5. Relay 
Merupakan saklar elektronik yang berfungsi untuk menghubungkan arus listrik dari baterai ke beban. Dalam rangkaian sistem power window ada beberapa yang menggunakan namun ada beberapa juga yang tidak menggunakan relay.
6. Saklar Power Window (Central) 
Merupakan saklar utama yang dapat digunakan untuk mengontrol semua power window pada setiap pintu. Jadi semua pintu baik depan maupun belakang, sistem power windownya dapat dikontrol melalui saklar utama ini. Selain itu terdapat juga saklar lock atau pengunci agar power window pada setiap pintu tidak dapat dioperasikan.
7. Saklar Tunggal 
Merupakan saklar yang ditempatkan pada setiap pintu kecuali pintu pengemudi. Namun saklar ini hanya dapat mengontrol sistem power window dimana saklar ini ditaruh atau diletakkan. Jadi satu saklar hanya dapat mengontrol satu pintu saja.
8. Motor Power Window 
Merupakan komponen pada sistem power window yang berfungsi untuk penggerak pada sistem power window. Motor ini mengubah energi listrik dari baterai menjadi energi putar yang mana akan diteruskan ke mechanisme regulator untuk menggerakkan kaca naik dan turun sesuai kebutuhan.

Gambar 3. Motor power window
9. Regulator Power Window 
Merupakan komponen pada sistem power window yang berfungsi untuk merubah gerakan putar dari motor power window menjadi gerakkan naik turun pada kaca. Namun untuk mekanisme ini ada juga yang menggunakan kabel.
Gambar 4. Regulator power window
10. Transfer Gear 
Gambar 5. Transfer gear
Merupakan komponen pada sistem power window yang befungsi sama seperti regulator namun tipe ini digunakan pada jenis sistem power window kabel.
Gambar 6. Pemasangan transfer gear

  • Kawat Penghubung merupakan komponen sistem power window jenis kabel yang berfungsi untuk sebagai rantai yang mengubah gerakan putar dari motor menjadi gerakan naik turun kaca.
  • Glass Holder merupakan tempat untuk menahan kaca atau bracket penahan kaca agar tidak jatuh.
  • Glass Holder Track merupakan komponen pada sistem power window pada jenis kabel yang digunakan sebagai jalur pergerakan glass holder naik turun


Rangkaian Kelistrikan Sistem Power Window Dan Cara Kerjanya

Pada dasarnya kelistrikan sistem power window sangat sederhana. Berikut merupakan rangkaian kelistrikan sistem power window 
Gambar 7. Diagram kelistrikan sistem power window

Prinsip kerja dari sistem power window dibagi menjadi 2, saat kondisi naik dan saat kondisi turun.

Posisi Power Window Saat Naik

Gambar 8. Wiring kelistrikan power window saat posisi naik
Pada saat posisi naik tentunya saklar ditekan pada posisi naik dengan saklar lock pada posisi ON. Sehngga arus dari baterai dapat mengalir menuju fuse → kunci kontak → circuit breaker → terminal up → saklar → motor penggerak → terminal saklar E → massa. Akibatnya motor mendapatkan arus listrik sehingga kaca dapat bergerak naik akibat putaran motor yang searah jarum jam.

Posisi Power Window Saat Turun

Gambar 9. Wiring kelistrikan power window saat posisi turun
Pada posisi turun sebenarnya sama seperti posisi naik, yang membedakan hanyalah pada putaran motor penggerak yang berlawanan arah jarum jam. Aliran arus dari baterai dapat mengalir menuju fuse → kunci kontak → circuit breaker → terminal down → saklar → motor penggerak → terminal saklar E → massa. Hal ini menyebabkan mekanisme regulator atau kabel menggulung atau bergerak ke arah bawah sehingga kaca dapat bergerak turun.

Demikian informasi tentang Bagaimana Prinsip Kerja Dari Sistem Power Window yang bisa https://otomotifpark.blogspot.com/ berikan. Jika informasi ini bermanfaat, silahkan share dan berikan komentar yang membangun. Jika ingin mengetahui informasi lainnya dari https://otomotifpark.blogspot.com/ silahkan ikuti/follow kami. Terima Kasih
Ada Berapa Macam Mekanisme Katup? Yuk Cari Tahu

Ada Berapa Macam Mekanisme Katup? Yuk Cari Tahu

https://otomotifpark.blogspot.com/ - Ada Berapa Macam Mekanisme Katup? Yuk Cari Tahu - Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan mengatur pembuangan gas sisa pembakaran ke saluran buang. Tujuan agar material pembakaran (udara dan bahan bakar) bisa masuk kedalam ruang bakar, serta gas sisa pembakaran bisa keluar dari ruang bakar pada waktu yang tepat.

Lalu bagaimana mekanismenya?

Dilihat dari posisi poros cam, mekanisme katup ini dibagi menjadi 2 jenis

Mekanisme katup dengan poros cam dibawah

1. Katup di Samping (Side Valve atau SV)
Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta poros cam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek/tidak memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan celah katup sulit.
Gambar 1. Katup disamping (SV)
2. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Katupnya menggantung di kepala silinder, poros cam terletak di blok silinder bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.
Gambar 2. Katup dikepala silinder (OHV)

Mekanisme katup dengan poros cam diatas

1. Satu Poros Cam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros cam berada di kepala silinder dan langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi. Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun
Gambar 3. Satu poros cam dikepala (SOHC)
2. Dua Poros Cam Di Kepala (Double Over Head Camsaft atau DOHC)
Konstruksi DOHC memiliki dua cam di kepala silinder, cam langsung menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah katup lebih sulit.
Gambar 4. Dua poros cam dikepala (DOHC)

Demikian informasi tentang Macam-macam Mekanisme Katup yang bisa https://otomotifpark.blogspot.com/ berikan. Jika informasi ini bermanfaat, silahkan share dan berikan komentar yang membangun. Jika ingin mengetahui informasi lainnya dari https://otomotifpark.blogspot.com/ silahkan ikuti/follow kami. Terima Kasih
MAP Sensor Mobil Anda Bermasalah? Cari Tahu Gejalanya dan Prosedur Perbaikannya

MAP Sensor Mobil Anda Bermasalah? Cari Tahu Gejalanya dan Prosedur Perbaikannya

https://otomotifpark.blogspot.com/ - MAP Sensor Mobil Anda Bermasalah? Cari Tahu Gejalanya dan Prosedur Perbaikannya - Ketika putaran stasioner mobil anda kasar/tersendat dan lampu indikator (check engine) tiba-tiba menyala kemungkinan penyebabnya adalah MAP Sensor mobil anda bermasalah. Bagaimana mengetahui MAP Sensor bermasalah dan prosedur perbaikannya? Simak penjelasannya berikut.

Gejala MAP Sensor Bermasalah

Akibat yang timibulkan jika MAP sensor ini rusak sebenarnya kelihatan tidak begitu berdampak fatal, karena bila terjadi kerusakan pada MAP sensor maka ECU masih menyimpan data pada memori ECU, untuk digunakan sebagai data ketika MAP sensor tidak berfungsi. Namun apabila MAP sensor mengalami kerusakan harus segera diperbaiki atau diganti karena jika MAP sensor rusak akan menimbulkan gejala-gejala berikut ini :
  • Lampu check engine EFI yang berada di dashboard kendaraan akan menyala.
  • Mesin menjadi bermasalah saat putaran idle yaitu idle terasa kasar/tersendat.
  • Saat kendaraan digas untuk akselerasi akan menjadi lambat.
  • Emisi gas buang yang ditimbulkan menjadi lebih banyak (polusi udara).
  • Pemakaian bahan bakar menjadi lebih boros.

Apa Pengaruh Kerusakan MAP Sensor Terhadap Kinerja Mesin?

MAP sensor bertugas untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke ruang bakar, hasil pengukuran diinformasikan ke ECU untuk menentukan perbandingan bahan bakar dan udara yang optimal didalam segala kondisi. Apabila MAP sensor bermasalah, maka ECU tidak mengetahui jumlah udara yang masuk, sehingga campuran bahan bakar yang dihasilkan tidak sesuai dengan komposisinya. Namun pada system ECU dilengkapi dengan Fail Safe, dimana fungsi dari fail safe adalah mengontrol mesin dengan menggunakan nilai stardar yang terdapat ada ECU mesin, atau menghentikan mesin untuk mencegah masalah pada mesin atau overheating catalis yang dapat terjadi bila kontrol berlanjut berdasarkan rangkaian dengan sinyal tidak normal. Dengan kata lain, mesin akan tetap hidup dengan kondisi yang tidak normal. 

Permasalahan Pada MAP Sensor

Bagaimanakah Pemeriksaan MAP Sensor yang Benar?

Periksa Tegangan Sumber Daya Sensor Tekanan Manifold

Gambar 1. Pemeriksaan Sumber Tegangan MAP Sensor
  • Lepas konektor sensor tekanan manifold
  • Putar kunci kontak ON
  • Dengan menggunakan voltmeter, ukur tegangan antara terminal VC dan E2 konektor sensor tekanan manifold

Periksa Power Output dari Sensor Tekanan Manifold

Gambar 2. Pemeriksaan Power Output MAP Sensor
  • Putar kunci kontak ON
  • Lepas selang vakum pada sisi intake manifold
  • Hubungkan voltmeter pada terminal PIM dan E2 ECU, ukur dan catat tegangan yang keluar pada tekanan atmosfir sekelilingnya
  • Dengan menggunakan Mityvac (pompa vakum tangan) berikan kevakuman pada sensor tekanan manifold dengan penambahan 100 mm-hg sampai mencapai kevakuman sebesar 500 mm-hg
  • Ukur penurunan tegangan pada setiap tingkat
Gambar 3. Pengukuran Penurunan Tegangan MAP Sensor

Apabila MAP Sensor Bermasalah, Bagaimana Solusinya?

ECU secara kontinyu memonitor sinyal-sinyal  masuk dari beberapa sensor. Bila ada sinyal tidak normal (tidak berfungsi), ECU menyimpan datanya di dalam memori. Bila diperlukan, ia akan menampilkan bagian yang tidak berfungsi dengan sinyal tegangan atau nyala lampu “CHECK ENGINE”. Lampu check engine disebut juga dengan MIL (malfunction indicator lamp) terletak pada lokasi combination meter.  Lampu check engine menyala sesaat setelah  mesin hidup, beberapa saat kemudian lampu check engine harus mati, jika masih hidup, berarti ECU telah mendeteksi adanya malfunction.


Ada cara cepat untuk mengetahui letak gangguan, yaitu menggunakan scantool. Salah satu fungsi dari scantool adalah untuk mengetahui sensor yang malfunction. Jika terdeteksi sensor MAP nya, maka ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu memeriksa teganggan masuk atau keluar MAP sesuai prosedur dan buku petunjuk yang ada, serta disesuaikan type engine.

Kerusakan MAP sensor, sinyal sensor yang hilang karena gangguan pada wiringnya serta pembacaan nilai sensor yang dibaca diluar nilai tegangan atau frekuensi spesifikasi biasanya akan menimbulkan kode kerusakan atau DTC (Data Trouble Code) dan menyalakan lampu check engine dengan kode DTC sebagai berikut:
  • P0105....Manifold Absolute Pressure/Barometric Pressure Circuit
  • P0106....Manifold Absolute Pressure/Baro Pressure out of range
  • P0107....Manifold Absolute Pressure/Baro Pressure Low Input
  • P0108....Manifold Absolute Pressure/Baro Pressure High Input
  • P0109....Manifold Absolute Pressure/Baro Pressure Circuit Intermittent
Pada pembacaan menggunakan scantool melalui data analis akan kita lihat pembacaan sinyal MAP sensor yang selalu akan mengalami perubahan drastis saat mesin putaran idle tiba-tiba throttle valve dibuka dan kemudian tertutup. Jika tidak ada perubahan nilai maka menunjukkan kerusakan pada sirkuit MAP sensor.
Gambar 4. Komponen MAP Sensor yang diperiksa
Jika hasil pembacaan sensor rendah atau tidak ada sama sekali maka periksa tegangan referensi 5 volt yang masuk ke sensor. Kemudian periksa kondisi groundnya. Sedangkan Jika tegangan referensi yang masuk ke sensor rendah periksalah wiring harness dan konektor dari kemungkinan kendor, rusak atau korosi.
Gambar 5. Pemeriksaan Hardness (Sirkuit) MAP Sensor

Tabel Pemeriksaan MAP Sensor

TERMINAL
KONDISI SOKET
KONDISI KUNCI KONTAK
NILAI YANG DIREKOMENDASIKAN
CATATAN
E2 &VC
DILEPAS
IGNITION ON
5 Volt
A
E2 & PIM
DIPASANG
IGNITION ON  Vakum 0,13bar
0,3-0,5 Volt
B-C
E2 & PIM
DiPASANG
IGNITION ON Vakum 0,27bar
0,7-0,9 Volt
B-C
E2 & PIM
DIPASANG
IGNITION ON Vakum 0,40bar
1,1-1,3 Volt
B-C
E2 & PIM
DIPASANG
IGNITION ON Vakum 0,54bar
1,5-1,7 Volt
B-C
E2 & PIM
DIPASANG
IGNITION ON Vakum 0,67bar
1,9-2,1 Volt
B-C
MAP sensor juga dapat diperiksa dengan memberikan kevakuman secara langsung menggunakan pompa vakum dan memberikan tegangan referensi sebesar 5 volt, pada MAP sensor tipe analog tegangan outputnya akan turun saat diberi kevakuman sedangkan pada MAP sensor tipe digital output frekuensinya akan cenderung meningkat.

Demikian informasi tentang Bagaimana Mengetahui Gejala Kerusakan Pada Manifold Absolute Pressure Sensor dan Prosedur Perbaikannya yang bisa https://otomotifpark.blogspot.com/ berikan. Jika informasi ini bermanfaat, silahkan share dan berikan komentar yang membangun. Jika ingin mengetahui informasi lainnya dari https://otomotifpark.blogspot.com/ silahkan ikuti/follow kami. Terima Kasih

Selasa, 09 Juni 2020

Bingung Mempelajari tentang MAP Sensor? Mari Cari Tahu Tentang MAP Sensor

Bingung Mempelajari tentang MAP Sensor? Mari Cari Tahu Tentang MAP Sensor

https://otomotifpark.blogspot.com/ - Bingung Mempelajari tentang MAP Sensor? Mari Cari Tahu Tentang MAP Sensor - Manifold absolute sensor (MAP) merupakan salah satu sensor yang digunakan pada system injeksi tipe D-jetronik. MAP digunakan untuk mengetahui tekanan udara yang masuk ke dalam intake manifold. Sensor ini terletak pada saluran udara masuk setelah katup gas. Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan berikut.

A. Apa Itu MAP Sensor

Manifold absolute sensor (MAP) berfungsi mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam silinder berdasarkan tekanan udara pada intake manifold. MAP Sensor merupakan piezoresistive silicon chip yang nilai tahanannya berubah akibat perubahan tekanan dan sebuah Integrated Circuit (IC). Piezoresistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuk. Piezoresistive berbentuk diafragma (Silicon chip) yang berfungsi sebagai membran antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubungan dengan intake manifold.
Gambar 1. Konstruksi MAP Sensor
Melalui IC yang terdapat didalam sensor ini, sensor vaccum mendeteksi tekanan udara pada intake manifold sebagai sinyal PIM. ECU kemudian menentukan lamanya injeksi dasar dan sudut pengajuan pengapian dasar berdasarkan sinyal PIM ini. Kelebihan utama MAP Sensor dibandingkan air flow meter dalam mengukur jumlah udara adalah komponen mekanis lebih sedikit, tidak terpengaruh terhadap kebocoran pada manifold dan perubahan tekanan udara luar.

B. Bagaimana MAP Sensor Bekerja

Manifold Absolute Sensor menggunakan kevakuman didalam vaccum chamber. Kevakuman didalam chamber ini mendekati nilai sempurna dan tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan atmosfir yang terjadi karena perubahan ketinggian. Sensor tekanan vakum membandingkan tekanan intake manifold dengan vakum ini, dan mengeluarkan sinyal PIM yang tidak terpengaruh oleh berubahnya tekanan. Hal ini memungkinkan ECU dapat menjaga perbandingan udara dan bahan bakar pada tingkat yang optimal.
MAP Sensor dihubungkan ke intake manifold menggunakan selang. Semakin besar kevakuman (semakin rendah tekanan) pada intake manifold, maka tahanan pada MAP Sensor lebih tinggi sehingga tegangan output MAP Sensor semakin kecil. 

Apabila tekanan negatif intake air manifold tinggi, tegangan output pada MAP Sensor menjadi rendah sehingga ECU menganggap volume udara kecil dan mengurangi (menurunkan) volume fuel jet. Apabila tekanan negatif intake manifold rendah, tegangan output pada sensor MAP akan menjadi tinggi, sehingga ECU menganggap volume udara masuk intake manifold besar dan menaikan volume injeksi bahan bakar. Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat perubahan lengkungan pada membran silicon chip. 

MAP sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manifold berada pada kunci kontak “ON” mesin “MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi. Begitu pula sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).

Diagram Kelistrikan MAP Sensor pada Mobil AVANZA (TOYOTA Series)

Pada MAP Sensor tersebut terdapat 3 terminal yaitu terminal VC, terminal PIM, dan terminal E2.
  1. Terminal VC sebagai terminal catu daya dengan tegangan 5 V. 
  2. Terminal PIM merupakan signal variabel tegangan yang mengambarkan perubahan tekanan udara pada intake manifold. 
  3. Terminal E2 sebagai terminal massa.

Gambar 2. Diagram Kelistrikan MAP Sensor
MAP Sensor memiliki konektor tiga-kawat, yaitu : ground, sinyal referensi dari komputer (5 Volt) dan sinyal kembali. Tegangan output biasanya meningkat saat throttle dibuka dan vakum menurun. Sebuah MAP sensor yang membaca 1 atau 2 volt pada idle (putaran stasioner) ,dapat membaca 4,5 Volt sampai 5 Volt saat throttle terbuka lebar. Keluaran pada umumnya yaitu sekitar 0,7-1,0 Volt untuk setiap 5 inciHg perubahan dalam vakum.

Demikian informasi tentang Manifold Absolute Pressure Sensor yang bisa https://otomotifpark.blogspot.com/ berikan. Jika informasi ini bermanfaat, silahkan share dan berikan komentar yang membangun. Jika ingin mengetahui informasi lainnya dari https://otomotifpark.blogspot.com/ silahkan ikuti/follow kami. Terima Kasih